Liputan6.com, Jakarta - Jerawat tak hanya membuat orang minder alias nggak percaya diri, tapi juga bisa bikin depresi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa pasien dengan jerawat berisiko tinggi mengalami depresi berat. Namun, hanya dalam lima tahun pertama setelah didiagnosis dengan jerawat.
British Journal of Dermatology menganalisis data dari The Health Improvement Network (THIN) (1986-2012), database perawatan primer besar di Inggris.
Risiko Depresi pada Orang yang Banyak Jerawat
Peneliti menemukan, risiko depresi berat tertinggi terjadi dalam satu tahun setelah didiagnosis jerawat dan menurun setelahnya. Risiko ini 63 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berjerawat.
"Studi ini menyoroti hubungan penting antara penyakit kulit dan penyakit mental. Mengingat risiko depresi paling tinggi pada periode setelah pertama kali seorang pasien datang ke dokter untuk masalah jerawat, itu menunjukkan seberapa besar dampak kulit kita terhadap kita. keseluruhan kesehatan mental," kata penulis utama Dr. Isabelle Vallerand, dari University of Calgary, di Kanada, seperti dilansir Times Now News pada Minggu, 1 September 2019.
Hasil penelitian ini menunjukkan jerawat lebih dari sekadar cacat pada kulit. Untuk itu dokter sangat penting memantau gejala suasana hati pada pasien berjerawat dan memulai pengobatan depresi sesegera mungkin atau mencari konsultasi psikiater bila diperlukan.
from Liputan6 RSS https://ift.tt/2HB2DVK
Comments
Post a Comment