Jemari Tangan Membiru Ketika Dingin, Wanita Ini Terkena Penyakit Raynaud

Liputan6.com, Jakarta Seseorang bernama Rachel Smith (32) di California memiliki alasan mengapa ia takut ketika musim dingin datang. Ketika dingin, tubuhnya bereaksi berlebihan, mempersempit pembuluh darah sehingga menjadi pucat.

Kondisi tersebut dikenal sebagai Raynaud.

Seperti yang dilansir dari Today pada Selasa (28/1/2020), ketika Smith mendapatkan serangan tersebut, jari-jarinya menjadi putih, kemudian menguning dan akhirnya menjadi biru. Jika ia mencoba meraih sesuatu dengan tangannya, ia tidak bisa merasakannya.

"Rasanya seperti kesemutan," kata Smith.

Menurutnya, segala jenis pilek dapat menjadi pemicu. Jadi ia harus berhati-hati membuka freezer, memegang minuman dingin, dan bersantai di ruangan ber-AC di musim panas. Kemana ia pergi selalu membawa jaket  atau selimut dan juga sarung tangan.

"Aku benci jika ada orang yang mengatakan jika dirinya hanya terlalu sensitif terhadap dingin. Bagiku itu merupakan suatu penyakit yang serius," ucap Smith.

Apa itu penyakit Raynaud?

Penyakit Raynaud. (Wikimedia/Creative Commons)
Penyakit Raynaud. (Wikimedia/Creative Commons)

Menurut National Heart, Lung and Blood Institute, Raynaud merupakan penyakit, sindrom, atau fenomena yang menyebabkan pembuluh darah menyempit sebagai respon terhadap dingin atau stres. Itu sehingga sedikitnya atau bahkan tidak ada darah yang mengalir ke bagian-bagian tubuh yang terkena (jari tangan dan kaki).

Sekitar 5 persen penduduk Amerika Serikat memiliki kondisi seperti itu. Ini lebih umum terjadi pada wanita daripada pria. Kasus wanita berusia 24 tahun baru-baru ini juga ditampilkan dalam Postgraduate Medical Journal.

"Ini merupakan respon berlebihan tubuh terhadap dingin," kata rheumatologis di Mayo Clinic, Minnesota, Dr. Ashima Makol.

Dengan paparan dingin, tubuh berusaha untuk menarik darah ke inti dan ingin mamasok darah ke sistem organ inti, seperti paru-paru dan jantung, sehingga ekstremitas (anggota gerak) menderita dalam prosesnya.

Makol menambahkan, pasien biasanya melihat bagian tubuh yang terkena berubah menajdi pucat. Kemudian, berubah kebiru-biruan ketika pembuluh darah yang menyempit mulai sedikit rileks.Ada lebih banyak darah yang masuk, tetapi tidak memiliki cukup oksigen di dalamnya, sehingga menjadi biru.

Akhirnya, darah yang mengandung oksigen mengubah area yang sebelumnya yang berwarna putih menjadi merah.

"Fase memerah itu dikaitkan dengan munculnya rasa sakit, ketidaknyamanan, mati rasa, kesemutan, dan sensasi terbakar sebelum benar-benar berubah menjadi normal," ujar Makol.

Raynaud primer dan Raynaud sekunder

Raynaud primer

Disebut juga penyakit Raynaud. Ini merupakan bentuk paling umum dan bukan hasil dari kondisi medis terkait.

Ini bisa termasuk yang sangat ringan, sehingga banyak orang dengan Reynaud primer tidak melakukan pengobatan. Itu juga bisa diatasi sendiri.

Raynaud sekunder

Disebut juga sebagai fenomena Reynaud. Bentuk ini disebabkan oleh masalah yang mendasar. Meskipun Raynaud sekunder kurang umum daripada Raynaud primer, tetapi cenderung lebih serius.

Tanda dan gejala dari Raynaud sekunder biasanya muncul sekitar usia 40 an, lebih lambat yang terjadi pada Raynaud primer.

Cara mencegah terkena serangan Raynaud

Ilustrasi pakaian musim dingin. (Liputan6.com/IG/@elviraelph)
Ilustrasi pakaian musim dingin. (Liputan6.com/IG/@elviraelph)
  • Tutup diri dengan pakaian lengkap

Saat dingin, kenakan topi, syal, kaus kaki, dan sepatu bot, serta dua lapis sarung tangan sebelum pergi ke luar.

Kenakan mantel dengan manset yang pas untuk melingkari sarung tangan untuk mencegah udara dingin masuk.

  • Hangatkan mobil

Nyalakan pemanas yang ada di dalam mobil selama beberapa menit sebelum mengemudi dalam cuaca dingin.

  • Gunakan penghangat

Jangan lupa untuk kenakan penutup telinga dan masker wajah jika ujung hidung dan telinga juga sensitif terhadap cuaca dingin.

Penulis : Vina Muthi A.

Simak video menarik berikut ini:



from Liputan6 RSS https://ift.tt/2uQuj5l

Comments