Polemik Dirut Baru TVRI Iman Brotoseno soal Cuitan Masa Lalu

Liputan6.com, Jakarta - Iman Brotoseno baru saja dilantik Dewan Pengawas (Dewas) TVRI menjadi Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pengganti Antarwaktu (PAW) Helmy Yahya untuk masa tugas 2020-2022.

Pelantikan Iman Brotoseno menjadi Dirut LPP TVRI dilakukan pada Rabu, 27 Mei 2020 pukul 11.00 WIB.

Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat Thamrin menyampaikan bahwa seluruh proses seleksi Direktur Utama LPP TVRI (PAW) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Pengangkatan Dirut PAW tetap menghormati rekomendasi Komisi I DPR RI sebagai mitra LPP TVRI, serta proses seleksi kemarin juga tidak memerlukan izin Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN)," kata Arief.

Belum lama dilantik, Iman Brotoseno sudah menuai polemik. Iman dikritik oleh beberapa warganet soal terungkapnya cuitan masa lalu dirinya.

Berikut polemik Dirut Baru TVRI Iman Brotoseno dihimpun Liputan6.com:

 

Baru Dilantik Rabu, 27 Mei 2020

Rapat dengar pendapat Komisi I DPR dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI terkait pemecatan Direktur Utama Helmy Yahya, Selasa (21/1/2020). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)
Rapat dengar pendapat Komisi I DPR dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI terkait pemecatan Direktur Utama Helmy Yahya, Selasa (21/1/2020). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Dewan Pengawas (Dewas) TVRI resmi melantik Iman Brotoseno menjadi Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pengganti Antarwaktu (PAW) Helmy Yahya untuk masa tugas 2020-2022 pada Rabu, pukul 11.00 WIB.

Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat Thamrin menyampaikan bahwa seluruh proses seleksi Direktur Utama LPP TVRI (PAW) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Arief menambahkan bahwa pengangkatan Dirut PAW tetap menghormati rekomendasi Komisi I DPR RI sebagai mitra LPP TVRI, serta proses seleksi kemarin juga tidak memerlukan izin Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Iman Brotoseno ditetapkan sebagai Dirut LPP TVRI PAW, setelah mengikuti uji kepatutan dan kelayakan oleh Dewas TVRI bersama dua calon lainnya, yakni Daniel Wellim Alexander Pattipawae dan Farid Subkhan.

Proses seleksi Dirut PAW LPP TVRI yang digelar sejak Februari 2020 diikuti oleh 30 orang calon.

Seleksi dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, melibatkan panel ahli dan tim psikologi dari Universitas Indonesia serta melibatkan partisipasi dan masukan dari karyawan maupun masyarakat.

Pelantikan digelar pukul 11.00 WIB di lantai 3 GPO LPP TVRI yang dihadiri para pejabat struktural, tamu undangan, dan anggota Komisi I DPR RI di kantor pusat Jakarta.

Pengambilan sumpah Direktur Utama LPP TVRI Pengganti Antarwaktu Masa Tugas Tahun 2020-2022 oleh Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI didampingi dua orang saksi, yaitu Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyo serta Sekretaris Utama Badan Pembina Ideologi Pancasila Karjono.

 

Harapan Dewas Usai Iman Brotoseno Dilantik

Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI Arief Hidayat, anggota Made Ayu Dwie Mahenny, Maryuni Kabul Budiono, Pamungkas Trishadiatmoko dan Supra bersiap mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI Arief Hidayat, anggota Made Ayu Dwie Mahenny, Maryuni Kabul Budiono, Pamungkas Trishadiatmoko dan Supra bersiap mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Dewan Pengawas TVRI Arief Hidayat Thamrin berharap Direktur Utama TVRI Pengganti Antar-Waktu Masa Tugas 2020-2022 Iman Brotoseno dapat menyelesaikan berbagai persoalan di lembaga penyiaran publik tersebut.

"Terpilihnya Dirut baru diharapkan dapat membawa perubahan dan perbaikan termasuk menyelesaikan berbagai persoalan manajemen sebelumnya, khususnya terkait siaran yang bersifat kepublikan, masalah utang lembaga kepada pihak ketiga, dan kesejahteraan karyawan melalui pengajuan anggaran ke Kementerian Keuangan," ujar Arief dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, 27 Mei 2020.

Iman Brotoseno diharapkan juga dapat meningkatkan kekompakan di internal TVRI, baik pusat maupun daerah.

Serta membentuk kerja tim yang solid untuk memberikan tayangan dan program yang bermanfaat bagi publik serta mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam memutus mata rantai COVID-19 di Tanah Air.

 

Janji Independen dan Tak Akan Berpihak

Suasana saat mantan Direktur Utarma TVRI Helmy Yahya Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Setelah memanggil Dewan Pengawas dan Direksi TVRI, DPR mendengarkan penjelasan Helmi Yahya terkait pemecatannya. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Suasana saat mantan Direktur Utarma TVRI Helmy Yahya Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Setelah memanggil Dewan Pengawas dan Direksi TVRI, DPR mendengarkan penjelasan Helmi Yahya terkait pemecatannya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam keterangannya, Iman Brotoseno mengungkapkan syukur atas pelantikannya sebagai Dirut baru TVRI. Dirinya pun menegaskan akan bersikap independen dalam menjalankan tugasnya.

"Sebagai pejabat publik saya akan independent dan imparsial. Dengan kata lain netral dan tidak berpihak, " kata dia, dalam keterangan yang diterima, Rabu (27/5/2020).

Berikut pernyataan lengkap Iman Brotoseno:

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semuanya,

Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala atas ridho dan karunianya sehingga saya dilantik sebagai Direktur utama LPP TVRI ( PAW ) 2020 – 2022. Saya mengucapkan terimakasih kepada Dewan Pengawas yang telah mempercayakan saya untuk menjadi salah satu pimpinan TVRI. Insya Allah saya akan mengemban tanggungjawab ini. Mari bersama sama membangun TVRI agar menjadi kebanggaan di usia TVRI menjelang 58 tahun.

Tentu banyak masalah tapi saya percaya bersama dengan teman teman TVRI di seluruh Indonesia kita bisa melaluinya. Saat ini kita masih menghadapi pandemi Covid 19 yang terjadi secara global, sehingga TVRI harus kerja keras memberikan informasi terbaik kepada publik.

TVRI harus menjadi salah satu garda terdepan bersama dengan berbagai pihak sampai pandemi ini berakhir.Banyak permasalahan klasik LPP TVRI saat ini yang dianggap sulit untuk bersaing dalam menjangkau audiens yang terus bergerak sesuai perkembangan zaman.

Memang sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang saat sebagian besar bersumber pada anggaran negara memang tidak harus bersaing dengan TV Swasta. Tetapi dalam praktek kita harus untuk memastikan program TVRI sampai ke masyarakat dan mendapatkan awareness public.

Bagi negara berkembang, penyiaran publik bisa menjadi alat untuk mempercepat akses masyarakat terhadap pendidikan dan budaya, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta memperlancar interaksi antara warga. Keterlibatan pubik dengan tingkat yang lebih luas dari sekedar akses tapi juga terlibat dalam proses produksi dan juga dalam pengelolaan dan perencanaan sistem komunikasi. Sehingga saya akan menekan Partisipasi publikini yang menjadi ciri utama serta membedakannya dari jenis lembaga penyiaran yang lain, yakni partispasi dalam penyelenggaraan siaran serta partisipasi dalam pengelolaan organisasi media.

Ini yang membuat saya harus menyatakan bahwa sebagai pejabat publik saya akan independent dan imparsial. Dengan kata lain netral dan tidak berpihak, begitu saya mengucapkan sumpah jabatan. Sehingga sebagai bagian dari partisipasi publik, maka ada keterlibatan termasuk pengawasan dari publik tentang bagaimana saya menjalankan organisasi media penyiaran publik ini.

Dalam era digital sekarang, kita semua tidak akan bisa menutupi siapa diri kita dan sejak awal saya tidak pernah berbohong kepada publik, dimana semua bisa dilihat dalam jejak digital. Namun percayalah saya mengikuti semua proses rekrutmen yang berat ini selama untuk kepentingan bangsa, kepentingan publik bukan politik apalagi kelompok.

Dalam Lembaga penyiaran publik, masyarakat sipil dan demokrasi merupakan konsep yang terkait satu dengan yang lain. Keberadaan penyiaran publik didorong oleh filosofi yang menganggap khalayak sebagai active citizen, yang secara ideal akan memberikan ruang publik yang memungkinkan warga berdiskusi bersama secara rasional tentang kehidupan publik tanpa intervensi dari negara dan pasar demi membangun konsensus bersama.

Sekali lagi saya mengajak semua pihak terutama seluruh karyawan TVRI, agar kita membuktikan mampu bekerja dengan team work, professional, independen dan berpihak kepada publik. Jabatan ini merupakan amanah yang berat namun dengan arahan Dewan Pengawas dan dukungan tidak hanya stakeholder seperti Kepala stasiun,karyawan, SPI, Litbang, Diklat, tapi juga DPR, Kementrian / Lembaga, akademisi, komunitas, korporasi dan pemangku kepentingan lainnya.

Saya percaya kita bersama sama akan mewujudkan mimpi kita bersama, yakni menjadikan LPPTVRI menjadi TV Publik yang berintegritas, dipercaya sekaligus menjadi worldclass broadcaster.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta 27 Mei 2020

Iman Brotoseno

 

Tersandung Cuitan Miring

Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Iman Brotoseno dikritik oleh beberapa warganet soal terungkapnya cuitan masa lalu dirinya.

Cuitan Iman dituding berbau pornografi. Dalam cuitannya, Iman menuliskan beberapa hal, misalnya:

"Akhirnya kita menemukan bagaimana mempersatukan negeri. Ya dengan Bokep," cuit akun @imanbrt tertanggal 21 November 2013.

 

Masalah Latar Belakang

Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Direktur Utama LPP TVRI Iman Brotoseno menanggapi kabar soal cuitan masa lalu di akun Twitter-nya yang banyak dipersepsikan berbau pornografi.

Menurut Iman, latar belakangnya sebagai seorang pekerja seni (sutradara film, penulis, fotografer) mungkin membuatnya mempunyai cara pandang bersikap yang bisa dianggap berbeda bagi sebagian orang.

Menurutnya, banyak tulisannya, baik di blog pribadi atau majalah yang bisa menunjukkan siapa dirinya.

"Dalam tahun 2006 – 2008 saya sering menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul ‘Menyelam di Pulau Banda’. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," papar Iman melalui keterangan tulisnya, Jumat, 29 Mei 2020.

Iman berdalih bahwa majalah tersebut sangat berbeda dengan versi di luar negeri. Banyak penulis juga mengisi majalah tersebut dan banyak tokoh nasional juga yang diwawancara di Playboy Indonesia.

Menurut dia hal ini tentunya tidak menghilangkan integritas penulis dan tokoh yang bersangkutan, karena substansinya tidak terkait pornografi.

"Bahkan sikap Dewan Pers ketika itu menilai terhadap putusan MA yang memvonis Erwin Arnada sebagai Pemred majalah Playboy Indonesia pada tahun 2010. Dewan Pers, secara tegas menolak menyebutkan majalah Playboy Indonesia melanggar pasal pornografi. Bahkan Dewan Pers menilai, putusan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pers," papar dia.

Menurut Iman Brotoseno, dalam cuitannya kala itu yang dituding mengandung pornografi saat ini menggunakan bahasa gurauan. Hal ini pantas kiranya mengingat polarisasi begitu kentara saat ini.

 

Rekam Jejak Masa Lalu

Ilustrasi viral di media sosial. (iStockphoto)
Ilustrasi viral di media sosial. (iStockphoto)

Iman Brotoseno mengatakan, setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apa pun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja.

"Saat 14 tahun lalu, saya sebagai pekerja seni tidak menyangka bahwa, saya akan menduduki jabatan publik di TVRI. Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara. Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya atas kehendak Allah SWT menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi," kata Iman.

Bagi Iman, sangat penting untuk menguatkan komitmennya dalam memperbaiki hal-hal yang buruk di masa lalu dan memulai tahap baru.

"Saya berdoa dan memohon ridha Allah untuk senantiasa mampu mengemban beban amanah melalui jabatan Direktur Utama LPP TVRI. Apa yang diungkap di masyarakat tentu merupakan kritik dan masukkan bagi saya agar semakin lebih baik ketika menyandang amanah Allah bekerja di TVRI. Termasuk tata cara perilaku dan narasi di ruang publik," ungkap dia.

Dirinya berkomitmen akan fokus bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara.

Lebih jauh Iman menegasakan dirinya juga sudah mulai berusaha menyelesaikan urusan internal yang sangat strategis di TVRI, yakni menyelesaikan urusan tunjangan kinerja karyawan khususnya mengenai rapel tunkin yang merupakan hak karyawan.

"Sejalan dengan itu saya bersama kolega anggota direksi juga memulai penyelesaian pengisian jabatan struktural yang masih kosong guna memperlancar urusan penyelenggaraan TVRI. Ini menjadi prioritas saya agar sebagai media Lembaga Penyiaran Publik TVRI dapat segera meningkatkan karyanya agar semakin maju berkarya, semakin bermanfaat untuk publik, bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia serta membawa kemajuan manajemen dan kesejahteraan pegawai. Saya berpedoman, bahwa jauh lebih penting untuk bekerja dan mewujudkan janji saya dalam membawa TVRI ini menjadi lebih maju kedepannya," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:



from Liputan6 RSS https://ift.tt/2BijYCy

Comments