Mengenal Masjid Serang Surabaya, Bangunannya Adopsi Arsitektur Yaman

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Serang merupakan salah satu dari sederet masjid tua yang ada di Surabaya, Jawa Timur. Ini lah masjid yang menjadi saksi dari penyebaran agama Islam di Surabaya.

Masjid Serang berada di Jalan Panggung nomor 141, Nyamplingan, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur. Tempat ini berada di kawasan Surabaya Utara.

Masjid penuh sejarah ini dibangun sekitar abad ke-15 oleh Syekh Ibrahim. Sementara itu, ada juga yang sebut didirikan oleh seorang dari India bernama Srangh. Oleh karena itu, ada kaitannya dengan nama masjid yang disebut Masjid Serang. Sejarawan Universitas Airlangga, Adrian Perkasa menuturkan, Masjid Serang termasuk tertua di Surabaya. Dikabarkan sudah ada sejak tahun 1600-an. Akan tetapi, menurut dia belum ada bukti tertulis.

"Kalau dilihat secara kawasan, masjid ini mungkin baru berdiri setelah tahun 1.850 an. Menurut cerita tutur masyarakat di sana pendiri masjid tersebut adalah seorang dari India bernama Srangh," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, (31/7/2020).

Ia menuturkan, salah satu keunikan masjid ini sebagai bukti eksistensi masyarakat India di Surabaya.

Mengutip berbagai sumber, sementara untuk arsitekturnya yang unik itu ternyata bergaya Yaman, salah satu negara di Timur Tengah yang merupakan negara asal dari banyak saudagar Arab yang datang di Indonesia.

"Iya, karena selain masyarakat India, masyarakat hadramut (Yaman) yang menjadi komunitas besar Muslim di Surabaya bahkan di Indonesia hingga kini," kata dia.

Sementara itu, di sisi luar, masjid ini memiliki dua menara yang menjulang tinggi di setiap sisinya, dikutip dari Sparkling Surabaya. Sedangkan langit-langitnya yang berbentuk kubah itu menggunakan material kayu jati yang kokoh.

Masjid Serang ini memang tidak semegah masjid bersejarah lainnya seperti Masjid Sunan Ampel yang merupakan situs penting penyebaran Islam di Surabaya.

Masjid Serang kabarnya hanyalah tempat salat kecil atau musola/langgar. Namun, seiring perkembangan waktu, tempat salat ini menjadi sebuah masjid yang besar.

Jika ingin mengunjungi masjid bersejarah yang lebih besar, tentu saja pilihannya adalah Masjid Sunan Ampel yang hanya berjarak sekitar 800 meter dari Masjid Serang.

Menengok Masjid Sunan Ampel yang Berdiri Hampir 600 Tahun

(Dhimas Prasaja/Liputan6.com)
(Dhimas Prasaja/Liputan6.com)

Masjid Agung Sunan Ampel telah berdiri hampir 600 tahun lamanya. Masjid ini didirikan pada 1421 oleh Raden Achmad Rachmatulloh atau yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel. Dalam membangun masjid tersebut, Sunan Ampel didukung juga oleh sahabatnya yakni Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji.

Melansir informasi dari simas.kemenag.go.id, masjid tersebut berdiri di Desa Ampel (sekarang Kelurahan Ampel), Kecamatan Semampir Surabaya, dengan luas 120x180 meter persegi. Ampel adalah kawasan yang mayoritas penduduknya bertenis Arab.

Masjid Agung Sunan Ampel memiliki gaya arsitektur perpaduan atnara Jawa Kuno dan Arab Islami. Kayu jati dari berbagai wilayah di Jawa Timur didatangkan untuk menjadi bahan dasar masjid ini. Dari arsitektur bangunannya dapat terlihat, masjid ini masih menggunakan akulturasi budaya lokal dan Hindu Budha. 

Berdasarkan cerita dari masyarakat sekitar, ada peristiwa ketika pasukan asing asing menyerang Surabaya dengan senjata berat dan menghancurkan seluruh wilayahnya. Walau begitu Masjid Ampel tetap berdiri dengan kokoh, seakan tak terjadi apa pun.

Ternyata masjid ini terbagi menjadi dua bagian. Masjid Ampel yang dibangun oleh Sunan Ampel memiliki ukuran yang lebih kecil. Genting Masjid Ampel yang asli ini berwarna coklat tua dan letaknya ada di sebelah timur, bersebelahan dengan Pasar Cinderamata. 

Sedangkan Masjid Sunan Ampel baru memiliki genting yang bewarna merah cerah dan ukurannya lebih besar. Letaknya langsung berhadapan dengan Pasar Cinderamata. 

Sampai sekarang, masjid tempat Sunan Ampel dimakamkan ini, masih dirawat kebersihannya. Masjid Agung Sunan Ampel dapat dijadikan tujuan wisata religi saat sedang di Surabaya. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini



from Liputan6 RSS https://ift.tt/2ErIwuf

Comments