Liputan6.com, Jakarta - Facebook baru saja mengumumkan integrasi sistem pengaturan dari layanan miliknya lewat menu yang diberi nama Account Center.
Dilansir Engadget, Kamis (1/10/2020), melalui sistem baru ini ini, pengguna dimungkinkan mengatur sejumlah hal di Instagram dan Messenger melalui akses pengaturan di Facebook saja.
Jadi, melalui fitur ini, pengguna dapat mengatur apabila unggahan di Feed atau Stories dapat muncul di Facebook sekaligus Instagram.
Pengguna juga dapat memilih opsi sekali login, untuk memudahkan pengguna masuk ke sejumlah aplikasi sekaligus atau ketika ingin memulihkan akunnya.
Tidak hanya itu, fitur Facebook Pay juga disebut akan hadir di Accounts Center untuk Amerika Serikat. Melalui fitur ini, pengguna dapat memasukan data pembayaran miliknya, lalu dipakai untuk membeli atau berdonasi di Facebook maupun Instagram.
Kendati akses integrasi ini sudah tersedia, Facebook mengatakan sistem ini tidak berlaku otomatis untuk semua pengguna. Karenanya, sistem ini dapat diatur sesuai dengan preferensi pengguna.
Di samping itu, Facebook memastikan identitas tiap akun pengguna di masing-masing aplikasi tetap terpisah, meski ada opsi untuk mengaturnya secara bersamaan. Untuk itu, apabila pengguna memperbarui foto atau nama di Facebook, hal itu juga berlaku di Instagram.
Pengguna Facebook Bisa Minta Blokir Foto, Ini Cara Kerjanya
Di sisi lain, sejumlah platform seperti Facebook dan YouTube memiliki alat manajemen hak (rights management tools).
Fitur tersebut memungkinkan pembuat konten untuk mengklaim kepemilikan atas kekayaan intelektual yang digunakan di konten lain yang tidak mereka otorisasi, seperti musik atau klip video.
Terkini, Facebook memperluasnya dengan memasukkan foto yang masuk dalam kategori alat manajemen hak. Demikian seperti dilansir Ubergizmo, Selasa (23/9/2020).
"Hari ini, kami memperkenalkan Rights Manager for Images, versi baru dari Rights Manager yang menggunakan teknologi pencocokan gambar untuk membantu pembuat dan penerbit melindungi dan mengelola konten gambar mereka dalam skala besar," kata
"Rights Manager akan menemukan konten yang cocok di Facebook dan Instagram. Setelan dapat disesuaikan untuk mencocokkan hal-hal seperti kepemilikan yang seharusnya berlaku di seluruh dunia atau hanya di lokasi tertentu,” sambungnya.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Cara kerjanya adalah pembuat konten perlu mengunggah file CSV dari gambar mereka dan metadatanya, yang berfungsi seperti "sidik jari" pada gambar.
Berdasarkan hal itu, alat manajemen hak kemudian akan mencoba memantau Facebook untuk kejadian di mana gambar tersebut muncul dan memberi tahu pembuatnya tentang hal itu.
Dari sana, pencipta kemudian dapat memilih apakah mereka ingin membiarkan gambar tersebut, atau mereka bahkan dapat memilih untuk mengeluarkan gambar, atau bahkan memblokirnya agar tidak muncul di wilayah tertentu.
Meskipun ini terdengar seperti alat yang sangat berguna, beberapa orang bertanya-tanya tentang implikasi penerapannya.
Pasalnya, hal itu dapat menghentikan orang membuat meme, dan yang lebih penting bagaimana hal itu dapat memengaruhi platform seperti Instagram di mana banyak orang yang memposting ulang konten.
(Dam/Ysl)
from Liputan6 RSS https://ift.tt/3jlVpFK
Comments
Post a Comment